Senin, 04 Juni 2012

susu sapi tak cocok bagi manusia


Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu -kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?
http://rakyatdemokrasi.files.wordpress.com/2009/05/dr-hiromi-shinya.jpg
Prof Hiromi
"Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya," ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.
Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan "enzim induk" yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.
http://tutinonka.files.wordpress.com/2008/05/gambar-tulang-punggung2.jpg
Osteoporosis
Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.
Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.
Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.
Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.
Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut.
Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.
Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari" oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.
Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.
Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi "modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam "lumbung enzim-induk". Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari "lumbung"-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.
Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.
Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.
Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.© haxims.blogspot.com
Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.
Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.
Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan.
Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah

sumber: forum vivanews
Readmore » susu sapi tak cocok bagi manusia

Minggu, 03 Juni 2012

bermain game perang bisa meningkatkan iq dan kinerja otak

Pengguna Facebook bisa meningkatkan kecerdasannya, sementara pengguna layanan mikroblogging Twitter, membuang sel-sel otaknya. Kesimpulan itu diungkapkan seorang psikolog asal Skotlandia.Menghabiskan waktu di Facebook bisa meningkatkan apa yang disebut oleh Dr Tracy Alloway dari University of Stirling sebagai 'memori bekerja', sementara menggunakan Twitter atau menonton video di YouTube hanya membutuhkan sedikit kemampuan ingatan dan memiliki dampak negatif terhadap kecerdasan.Memainkan video game bertema perang dan memecahkan teka-teki Sudoku juga bisa memicu kemampuan memori, kata Alloway, yang mengklaim bahwa memori bekerja lebih penting teradap kesuksesan dan kebahagiaan dibandingkan dengan IQ. Dalam penelitian selama 8 minggu yang dilakukan terhadap anak berusia 11 sampai 14 tahun, performa kemampuan membaca dan berhitung mereka yang lamban dalam belajar meningkat secara signifikan, demikian pula dengan IQ mereka setelah memori bekerja mereka dirangsang."Efeknya sangat luar biasa," kata Alloway pada ajang British Science Festival di University of Surrey di Guilford, seperti VIVAnews kutip dari TGDaily, 8 September 2009. "Di Twitter, Anda mendapatkan arus informasi yang tidak ada habis-habisnya, tetapi itu juga sangat ringkas. Anda tidak perlu memproses informasi itu dan perhatian Anda direduksi. Anda juga tidak memanfaatkan otak dan meningkatkan hubungan antar saraf," ucapnya.Game perang, kata Alloway, membuat orang menggunakan memori bekerjanya dan menyimpan informasi tindakan sebelumnya serta merencanakan pergerakan yang akan datang. Selain itu terbukti juga bahwa menonton TV secara berlebihan ada kaitannya dengan kelainan mental serta penggunaan SMS berlebihan dengan nilai IQ yang rendah.Sudoku juga bagus untuk melatih kemampuan otak, sama halnya dengan mengamati teman-teman di Facebook. Akan tetapi, menuliskan pesan teks di Twitter dan menonton video di YouTube tidak bagus dalam menstimulasi memori bekerja

Readmore » bermain game perang bisa meningkatkan iq dan kinerja otak

Jumat, 01 Juni 2012

ini alasan mengapa bangun tidur tidak segar

Setelah bangun pagi seharusnya tubuh menjadi segar, karena sudah beristirahat. Tapi, seringkali bukan rasa segar yang didapatkan, tubuh malah terasa lelah. Padahal, waktu tidur sudah cukup antara 7 sampai 9 jam. 
Jika Anda termasuk orang yang sering merasa lelah saat bangun tidur, cepat ketahui penyebabnya dan segera atasi. Karena, seseorang yang tidurnya tidak berkualitas akan berdampak pada aktifvtas dan kesehatan tubuhnya.
Ada beberapa faktor penyebab seseorang merasa lelah saat bangun tidur, beberapa di antaranya adalah 5 hal berikut ini.
1. Perlengkapan tidur tidak nyamanMeskipun tidur lebih awal, belum tentu Anda akan merasa cukup tidur karena bisa tiba-tiba sering terbangun. Salah satu penyebabnya adalah perlengkapan tidur seperti bantal, kasur, selimut, guling dan sprei yang tidak nyaman. Untuk itu, selalu bersihkan perlengkapan tidur sebelum Anda tidur.
Pilih juga perlengkapan tidur yang membuat Anda nyaman, terutama bantal. Bantal yang baik akan menyangga leher dengan benar dan mencegah sakit punggung. Tidak ada salahnya untuk membeli alat tidur yang agak mahal dan berkualitas, karena peralatan tidur tersebut adalah investasi kesehatan Anda. 
2. Sering terbangunJika Anda sering terbangun malam hari, pasti keesokan harinya kepala akan terasa pusing dan badan merasa lelah. Untuk itu cari penyebab, apa yang membuat Anda sering terbangun. Entah itu berupa pencahayaan, suhu ruangan, suara atau hasrat ke toilet yang tinggi.
Cobalah untuk menyesuaikan cahaya dan suhu ruangan sebelum Anda tidur. Jika Anda sering ke toilet, jangan terlalu banyak minum dan buang air kecil sebelum tidur.
3. Berat badanSeseorang yang memiliki berat badan berlebihan atau obesitas juga akan sering mengalami rasa lelah saat bangun tidur. Karena setiap saat tubuh mereka selalu bekerja keras, termasuk saat tidur.
Kerja jantung pun cukup keras dan tidak mampu memompa darah secara cepat ke seluruh tubuh. Hal itu membuat energi berkurang dan tubuh merasa lelah. Untuk itu, jika Anda memiliki berat badan kurang proporsional dan selalu merasa lelah termasuk ketika bangun tidur, segera lakukan diet dan berolahraga.
4. Saat datang bulanSalah satu yang sering membuat wanita merasa tidak nyaman saat tidur, lemas dan sering terbangun malam hari adalah haid atau datang bulan. Rasa lelah dan lemas saat bangun tidur disebabkan kekurangan zat besi atau anemia. Untuk itu, menjelang dan saat haid konsumsilah makanan yang mengandung zat besi, seperti bayam atau mengonsumsi suplemen.
5. Obat-obatanAda beberapa obat-obatan yang membuat kita mengantuk. Tetapi, jika kita mengonsumsi dua atau lebih obat secara bersamaan, kondisinya malah membuat kita terjaga dan tidak bisa tidur. Untuk itu, jangan mengonsumsi obat sembarangan dan konsultasikan dengan dokter, efek samping dari obat yang Anda konsumsi.

Readmore » ini alasan mengapa bangun tidur tidak segar