Jumat, 18 Mei 2012

pola berinternet bisa menunjukan depresi seseorang


Penggunaan internet ternyata menunjukkan apakah seseorang sedang mengalami depresi atau tidak. Penelitian dari Missouri University of Science and Technology, menunjukkan pengguna internet yang depresi melakukan browsing secara lebih acak, beralih antara beberapa aplikasi.

Para peneliti menganalisis penggunaan internet di kalangan mahasiswa dan menemukan bahwa mahasiswa yang menunjukkan tanda-tanda depresi cenderung memiliki pola browsing yang berbeda dari yang lain.

Para peneliti mengidentifikasi sembilan pola penggunaan internet yang dapat mengindikasikan depresi.

Salah satu polanya yakni mahasiswa menunjukkan tanda-tanda depresi cenderung menggunakan layanan berbagi file lebih dari rekan-rekan mereka, dan juga menggunakan internet lebih acak, sering beralih di antara beberapa aplikasi. Mereka juga mengirim email dan chatting online lebih dari mahasiswa lain.

Mahasiswa yang depresi juga cenderung menggunakan paket data lebih tinggi dari rekan-rekan mereka. Aplikasi bandwidth tinggi yang digunakan sering dikaitkan dengan video online dan permainan.

"Studi ini diyakini menjadi yang pertama yang menggunakan data internet yang sebenarnya. Data dikumpulkan secara diam-diam dan anonim untuk menghubungkan penggunaan internet dengan tanda-tanda depresi," kata Sriram Chellappan, peneliti Missouri University of Science and Technology seperti dilansir dari laman livescience.

Para peneliti secara anonim mengumpulkan data internet berharga sebulan dari 216 mahasiswa. Para mahasiswa juga diuji untuk tanda-tanda depresi, sekitar 30 persen di antaranya memenuhi kriteria minimum untuk depresi.
Para peneliti kemudian menganalisis data penggunaan dari para peserta studi. Mereka menemukan bahwa siswa yang menunjukkan tanda-tanda depresi menggunakan Internet jauh berbeda dengan peserta studi lainnya.

Chellappan berpikir keacakan mengindikasikan kesulitan berkonsentrasi, sebuah karakteristik yang berkaitan dengan depresi.

Chellappan sekarang tertarik menggunakan temuan ini untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat diinstal pada komputer rumah untuk membantu individu menentukan apakah internet mereka dapat menunjukkan pola penggunaan depresi.
Perangkat lunak ini secara diam-diam akan memantau penggunaan Internet dan mewaspadai individu jika pola penggunaan mereka menunjukkan gejala depresi.

"Perangkat lunak ini akan menjadi alat yang hemat biaya dan dalam peralatan rumah yang secara proaktif bisa meminta pengguna untuk mencari bantuan medis, jika pola penggunaan internet mereka menunjukkan kemungkinan depresi," kata Chellappan.
"Perangkat lunak ini juga bisa dipasang pada jaringan kampus untuk memberitahu konselor mahasiswa yang pola penggunaan internet mengindikasi dari perilaku depresif tersebut," katanya.

Penelitian ini telah diterima untuk publikasi dalam edisi mendatang dari IEEE Teknologi danSociety Magazine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar